Search

Jumat, 02 Juli 2010

MASALAH ETIKA DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

MASALAH ETIKA DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

Menurut Ellis, Hartley (1980) masalah etika tsb meliputi:
Self-evaluation
(evaluasi diri)
 Evaluasi kelompok
 Tanggung jawab thd peralatan dan barang
 Merekomendasikan klien pada dokter
 Menghadapi asuhan keperawatan yg buruk
 Masalah peran merawat dan mengobati


Evaluasi diri

 Evaluasi diri mempunyai hub erat dg pengembangan karier, aspek hukum dan pendidikan berkelanjutan
 Merupakan tanggung jawab etika bagi semua perawat
 Dg evaluasi diri perawat dpt mengetahui kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya sebagai perawat praktisi
 Evaluasi diri mrp salah satu cara melindungi klien dari pemberian perawatan yg buruk

Ellis dan Hartley, menyatakan bahwa evaluasi diri terkadang tidak mudah dilakukan oleh beberapa perawat. Evaluasi diri sebaiknya dilakukan secara periodik Eavaluasi diri dilakukan agar perawat menjadi istimewa atau kompeten dl memberikan asuhan keperawatan


Evaluasi Kelompok

 Tujuan evaluasi kelompok untuk mempertahankan konsistensi kualitas asuhan keperawatan yg baik, yg merupakan tanggung jawab etis
 Evaluasi kelompok dapat dilakukan secara formal dan informal
 Evaluasi secara informal contoh dg observasi langsung saat tindakan atau mengamati perilaku sesama rekan

 Masalah etika muncul saat perawat mengamati rekan kerjanya yg berperilaku tidak sesuai standar
 Evaluasi kelompok secara formal merupakan tanggung jawab etis perawat dan organisasi profesi Dasar untuk melakukan evaluasi asuhan keperawatan adalah standar praktek keperawatan yg digunakan untuk mengevaluasi proses
 Dasar untuk evaluasi perawatan klien digunakan kriteria hasil
 Secara Formal metode evaluasi kelompok meliputi konfrensi yang membahas berbagai hal yang diamati, wawancara dg klien atau staf, observasi langsung pada klien dan audit keperawatan berdasarkan catatan klien

Tanggung jawab terhadap peralatan dan barang

 Para tenaga kesehatan seringkali membawa pulang barang-barang kecil spt kassa, kapas, lar antiseptik, dll.
 Sebagian dari mereka tidak tahu apakah hal itu benar atau salah
 Bila hal tsb dibiarkan rumah sakit akan rugi, dan beban pada klien lebih berat
 Perawat harus dapat memberi penjelasan pd orang lain / tenaga kesehatan bahwa mengambil barang walaupun kecil secara etis tidak dibenarkan karena setiap tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap peralatan dan barang di tempat kerja.

Merekomendasikan klien pada dokter

 Perawat dapat memberikan informasi ttg berbagai altenatif, misalnya bila seorang klien ingin memeriksa ke dokter ahli kandungan, perawat dapat menyebutkan tiga nama dokter dg beberapa informasi penting a.l. ttg keahlian dan pendekatan yg dipakai dokter pada klien
 Secara hukum perawat tidak boleh memberikan kritik ttg dokter kepada klien



Menghadapi asuhan keperawatan yg buruk

 Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian kesejahteraan klien
 Perawat harus mampu mengenal/tanggap bila bila ada asuhan keperawatan yg buruk serta berupaya untuk mengubah keadaan tersebut
 Ellis & Hartley (1980) menjelaskan beberapa tahap yg dapat dilakukan bila perawat menghadapi asuhan yang buruk.





Tahapan-tahapan

 Pertama, mengumpulkan informasi yg lengkap dan sah, jangan membuat keputusan berdasarkan gosip, umpatan atau dari satu pihak
 Kedua, mengetahui siapa saja pembuat keputusan atau yg memiliki pengaruh thd terjadinya perubahan
 Akhir, membawa masalah kepada pengawas terbawah. Namum belum tentu masalah ini akan dihiaraukan oleh pengawas

Pendekatan awal mis: secara sukarela menjadi anggota panitia penilai kelompok

Pendekatan awal lainnya dg menggunakan sisitem informal, yaitu dg cara mendiskusikan masalah dg orang yg dipercaya dan berpengaruh dalam sistem
Bila scr informal td berhasil lakukan pendekatan formal melalui jalur resmi



Masalah antara peran merawat dan mengobati

 Peran perawat scr formal adalah memberikan asuhan keperawatan
 Berbagai faktor menyebabkan peran perawat menjadi kabur dg peran mengobati
 Hal ini banyak dialami di Indonesia, terutama perawat di puskesmas

Hasil penelitian Sciortino (1992) menunjukkan pertentangan antara peran formal dan aktual perawat merupakan salah satu contoh nyata bagaimana transmisi yg terganggu antara tingkat nasional dan lokal dapat mempengaruhi fungsi pelayanan. Perawat tidak melakukan apa yg secara formal diharapkan dan telah diajarkan kepada mereka. Perawat dl melaksanakan tugas delegatif yaitu dalam pelayanan pengobatan, secara hukum tidak dilindungi

Perawat yg akan ditugaskn di unit pelayanan (PKM, BP) yg belum ada tenaga medis, perlu diberikan surat tugas serta uraian tugas yg jelas dari pimpinan. Merupakan aspek legal dl memberikan pelayanan



Masalah perawat dan sejawat

 Sebagai anggota profesi keperawatan perawat harus dapat bekerja sama dengan teman sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
 Perawat harus dapat membina hubungan baik dengan sesama perawat yg ada di lingkungan tempat kerjanya
 Dalam membina hubungan tsb sesama perawat harus saling menghargai serta tenggang rasa agar tidak terjadi saling curiga

Memupuk rasa persaudaraan dengan cara:

 Silih asuh, yaitu sesama perawat dp saling membimbing, manasehati, menghormati dan mengingatkan bila sejawat melakukan kesalahan atau kekeliruan shg terbina hubungan saling serasi
 Silih asih, yaitu setiap perawat dp saling menghargai satu sama lain, saling bertenggang rasa serta bertoleransi shg tidak terpengaruh oleh hasutan yg dapat menimbulkan sikap saling curiga dan benci.
 Silih asah, perawat yg merasa lebih pandai/tahu dalam ilmu pengetahuan dapat mengamalkan ilmu yg telah diperolehnya kepada rekan sesama perawat.




















Masalah perawat dan klien

 Pada beberapa situasi, perawat mempunyai masalah etis yg melibatkan klien, keluarga dan keduanya. Contoh: Seorang perawat menangani wanita yg terluka dl kecelakaan mobil. Suaminya yg mengalami kecelakaan juga dirawat di RS lain dan meninggal. Klien terus menerus bertanya ttg suaminya. Dokter memberitahu perawat agar td mengatakannya pada klien dan mengarang jawaban, tapi dr tsb tidak mencari alasan
 Disini, posisi perawat tersebut mengalami konflik nilai. Haruskan perawat mengatakan secara jujur atau harus berbohong? Perawat harus berkata secara bijaksana bahwa kesehatan klien lebih penting untuk dipertahankan. Dasar hubungan antara perawat dan klien adalah hubungan saling menguntungkan (Mutual humanity).
 Perawat mempunyai hak dan kewajiban untuk melaksanakan asuhan keperawatan seoptimal mungkin dengan pendekatan bio-psiko-sosialspiritual. Hubungan yag baik antara perawat dan klien akan terjadi bila:
 Terdapat rasa saling percaya antara perawat dan klien
 Perawat benar


1. memahami hak klien dan harus melindungi hak tersebut
2. Perawat harus memahami keberadaan klien shg bersikap sabar dan tetap mempertahankan pertimbangan etis dan moral
3. Perawat harus dapat bertanggung jawab dan bertangung gugat atas segala resiko yg mungkin timbul selama klien dalam asuhan keperawatannya
4. Perawat selalu berusaha untuk menghindari konflik antara nilai pribadinya dg nilai pribadi klien dg cara membina hubungan baik









Masalah perawat dengan profesi kesehatan
Lainnya

Kedokteran dan keperawatan, walaupun kedua ilmu ini berfokus sama pada manusia, tapi keduanya mempunyai perbedaan Kedokteran bersifat pathernalistic, yg mencerminkan figur seorang bapak, pemimpin dan pembuat keputusan Keperawatn bersifat mothernalistic, yg mencerminkan figur ibu dalam memberikan asuhan, kasih sayang dan bantuan

Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama bersifat kolaboratif dg klien dan tenaga kesehatan lainnya, dl memberikan asuhan holistik sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Dokter dan perawat merupakan mitra kerja dl mencapai tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan mempertahankan kesehatan klien Saling percaya dan percaya diri merupakan hal utamaPeran perawat
Peran mandiri, peran perawat dl memberikan asuhan keperawatan yg dapat dipertanggungjawabkan oleh perawat secara mandiri Peran delegatif, peran dl melaksanakan program kesehatan yg pertanggungjawabannya dipegang oleh dokter Peran kolaborasi, merupakan peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara team work dengan tim kesehatan


Dalam pelaksanaannya, apabila setiap profesi telah dapat saling menghargai, menghormati, hubungan kerjasama akan dapat terjalin dg baik walaupun dalam pelaksanaannya sering terjadi konflik etis.














Langkah-langkah dalam penyelesaian konflik

 Mengakui adanya konflik
 Mengidentifikasi konflik
 Mendengarkan semua pandangan
 Mengeksplorasi cara mengatasi konflik
 Mencapai kesepakatan solusi Menjadwalkan tindak lanjut, mengkaji wewenang yang jelas

Upaya untuk mencegah konflik

 Uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang yg jelas
 Komunikasi vertikal dan horizontal
 Adanya mekanisme penyampaian keluhan
 Keterbukaan Keadilan Pengamatan atau pemantauan gairah kerja Keikutsertaan semua tim kesehatan dl mengambil keputusan Bimbingan dan penyuluhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar