Search

Selasa, 15 Desember 2009

MENGKAJI PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR

MENGKAJI PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR

a. Kebiasaan tidur

Dalam mengkaji kebiasaan tidur, perawat perlu memperhatikan :

§ Kebiasaan banyaknya tidur pasien

§ Kebiasaan menjelang tidur

§ Jam berangkat tidur

§ Waktu yang diperlukan untuk dapat tidur

§ Jumlah terjaga selama tidur

§ Obat-obat yang diminum pasien dan pengaruhnya terhadap tidur

§ Lingkungan tidur sehari-hari

§ Persepsi pasien terhadap kebutuhan tidur

§ Posisi tubuh sewaktu tidur

b. Symtom dan tanda-tanda klinis kebutuhan tidur

Ada beberapa tanda klinis yang perlu diketahui perawat terhadap pasien yang kurang istirahat atau tidur, yaitu :

§ Pasien mengungkapkan rasa capai

§ Pasien mudah tersinggung dan kurang santai

§ Apatis

§ Warna kehitam-hitaman disekitar mata, konjungtiva merah

§ Sering kurang perhatian

§ Pusing

§ Mual

Apabila gangguan tidur atau kurang istirahat ini berlangsung lama, maka dapat terjadi gangguan tubuh. Beberapa tannda gangguan tidur yang perlu diperhatikan adalah :

q Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti agresif, menarik diri, atau depresi

q Rasa capai meningkat

q Ganguan persepsi

q Halusinasi pandangan atau pendengaran

q Bingung dan disorientasi terhadap tempat dan waktu

q Koordinasi menurun

q Bicara tidak jelas

c. Perubahan Perkembangan / Usia

Lama tidur yang dibutuhkan seseorang tergantung pula pada tahap perkembangan atau usianya. Semakin tua usia seseorang, semakin sedikit pula lama tidur yang diperlukan atau dengan kata lain waktu yang diperlukan untuk tidur bagi anak-anak lebih banyak jika dibandingkan dengan orang tua. Pada mulanya, bayi yang baru lahir akan menghabiskan waktunya untuk tidur, dan hanya akan terbangun bila merasa lapar, ngompol, ataupun kedinginan. Namun demikian, sebenarnya kebutuhan waktu untuk tidur bagi setiap orang adalah berlainan. Kebiasaan tidur setiap orang adalah bervariasi tergantung pada kebiasaan yang dibawa semasa perkembangannya menjelang dewasa, aktivitas pekerjaan, usia, kondisi kesehatan dan lain sebagainya.

Kebutuhan tidur yang cukup ditentukan selain oleh faktor jumlah jam tidur (kuantitas), juga oleh faktor kedalaman tidur (kualitas tidur). Seseorang dapat tidur dengan waktu yang pendek, namun dengan kedalaman tidur yang cukup. Sehingga dengan demikian, pada saat bangun tidur, akan terasa segar kembali dan pola tidur yang demikian tidak akan mengganggu kesehatan. Kurang tidur yang sering terjadi dan berkepanjangan, dapat mengganggu kesehatan fisik dan mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan terjadinya perubahan suasana kejiwaan (psikis), kurang tanggap terhadap adanya rangsangan (lamban), dan kurang dapat berkonsentrasi. Dibawah ini dijelaskan tentang pola / variasi tidur berdasarkan tingkat perkembangan atau usia :

Tabel. 2. Variasi / Pola Tidur Berdasarkan Tingkat Perkembangan atau Usia

No

Tingkat Perkembangan

Pola Tidur Normal

1.

Bayi baru lahir (BBL)

Tidur 14 sampai 18 jam/hari

Pernafasan teratur, gerak tubuh sedikit

50 % tidur REM

Siklus tidur 45 sampai 60 menit

2.

Bayi

Tidur 12 sampai 14 jam/hari

20 sampai 30 % tidur REM

Mungkin tidur sepanjang malam

3.

Tahap merangkak

(Usia 1 s/d 3 tahun)

Tidur sekitar 11 sampai 12 jam/hari

25 % tidur REM

Tidur sepanjang malam dan tidur siang

4.

Prasekolah

(Usia 3 s/d 6 tahun)

Tidur sekitar 11 jam/hari

20 % tidur REM

5.

Akil balik

Tidur sekitar 7sampai 8,5 jam/hari

20 % tidur REM

6.

Dewasa muda

Tidur 7 sampai 8 jam/hari

20 sampai 25 % tidur REM

7.

Dewasa pertengahan

Tidur 7 sampai 8 jam/hari

20 % tidur REM. Mungkin mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur

8.

Dewasa tua

(Usia diatas 60 tahun)

Tidur sekitar 6 jam/hari

20 sampai 25 % tidur REM. Mungkin mengalami insomnia dan sering bangun / terjaga sewaktu tidur.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur yang disini tidak dapat dibahas secara rinci. Tetapi secara umum faktor-faktor tersebut antara lain adanya penyakit serta rasa nyeri, keaadaan lingkungan yang tidak nyaman dan tidak tenang, kelelahan, emosi tidak stabil, beberapa jenis obat-obatan dan penggunaan alkohol.

STRESS

1. Apa perbedaan antara gangguan jiwa dan stress
Umumnya yang dimaksudkan dengan stres adalah pola adaptasi umum dan pola reaksi menghadapi stresor, yang dapat berasal dari dalam di individu maupun dari lingkungannya. Bila proses adaptasi berhasil dan stresor yang dihadapi dapat diatasi secara memadai, maka tidak akan timbul stres. Baru bila gagal dan terjadi ketidakmampuan, timbullah stres. Menurut Hans Selye: Stres tidak selalu merupakan hal yang negatif. Hanya bila individu menjadi terganggu dan kewalahan serta menimbulkan distres, barulah stres itu merupakan hal yang merugikan, sedangkan Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (misalnya nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai dengan peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American Psychiatric Association 1994 ).Sehingga dapat disimpulkan bahwa stress adalah salah satu sebab yang menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, dan gangguan jiwa adalah akibat yang ditimbulkan oleh stress itu sendiri.
2. Jelaskan faktor resiko yang menyebabkan terjadinya stress
a. Faktor-faktor somatik (somatogenik) atau organobiologis:
• Neroanatomi
• Nerofisiologi
• Nerokimia
• Tingkat kematangan dan perkembangan organik
• Faktor-faktor pre dan perinatal
b. Faktor-faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif :
• Interaksi ibu-anak : normal (rasa percaya dan rasa nyaman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan).
• Peranan ayah
• Persaingan antara saudara kandung
• Intelegensi
• Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan, dan masyarakat.
• Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa bersalah.
• Konsep diri, pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu.
• Keterampilan, bakat, dan kretivitas.
• Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya.
• Tingkat perkembangan emosi.
c. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) atau sosiokultural :
• Kestabilan keluarga
• Pola mengasuh anak
• Tingkat ekonomi
• Perumahan : perkotaan lawan pedesaan.

3. Jelaskan tentang psikopatologi terjadinya gangguan jiwa yang disebabkan oleh stress
Fisiologi stress

Anatomi
Reaksi stress dan efeknya melibatkan otak dan seluruh fungsi tubuh, diantaranya adalah :
> Susunan saraf
> Sistem Imunitas
Martin (1938) mengemukakan ide dasar konsep psikoneuroimunologi yaitu (1). status emosi menentukan fungsi sistem kekebalan, dan (2). stres dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi dan karsinoma. Dikatakan lebih lanjut bahwa karakter, perilaku, pola coping dan status emosi berperan pada modulasi sistem imun. Stresor pertama kali ditampung oleh pancaindera dan diteruskan ke pusat emosi yang terletak di sistem saraf pusat. Dari sini, stres akan dialirkan ke organ tubuh melalui saraf otonom. Organ yang antara lain dialiri stres adalah kelenjar hormon dan terjadilah perubahan keseimbangan hormon, yang selanjutnya akan menimbulkan perubahan fungsional berbagai organ target. Beberapa peneliti membuktikan stres telah menyebabkan perubahan neurotransmitter neurohormonal melalui berbagai aksis seperti HPA (Hypothalamic-Pituitary Adrenal Axis), HPT (Hypothalamic-Pituitary-Thyroid Axis) dan
HPO (Hypothalamic-Pituitary-Ovarial Axis). HPA merupakan teori mekanisme yang paling banyak diteliti
> Indera persepsi
> Kardiovaskular
Lebih menarik lagi adalah pengaruh stres (eksperimental) terhadap organ atau jaringan tubuh tertentu. Contohnya pemberian syok elektris (electric footshock) intensitas rendah akan meningkatkan produksi antibodi saluran pernafasan tikus. Mekanismenya adalah melalui proses hambatan makrofag alveolar yang bersifat supresif
> Kulit
> Keseimbangan Hormonal
> Sistem Cerna
stres kronik pada manusia dapat meningkatkan nafsu makan dan berat badan. Orang depresi yang banyak makan mengalami penurunan kadar CRF serebrospinal, konsentrasi katekolamin dan aktivitas sistem hipotalamo-pituitari-adrenal. Efek glukokortikoid (GCs) sebagai hasil sekresi adrenokortikotropin sangatlah kompleks; secara akut (dalam beberapa jam), glukokortikoid langsung akan menghambat aktifitas aksis hipothalamo-pituitari-adrenal, tetapi pada yang kronik (setelah beberapa hari) steroid di otak secara langsung akan terpacu
> Sistem napas
Substansi kimia:
Stres dapat mempengaruhi produksi hormone-hormon dalam tubuh
• Hormon epinefrin (meningkat) bertujuan :
a. memperkuat system saraf simpatis untuk mempersiapkan tubuh fight-or-flight (lari atau hadapi stress tersebut)
b. Memobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak; meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak darah
• Hormon CRH-ACTH-kortisol (meningkat) bertujuan memobilisasi simpanan energy dan bahan pembangunan metabolic untuk digunakan jika diperlukan, meningkatkan glukosa, asam amino darah, dan asam lemak darah ACTH mempermudah proses belajar dan perilaku.
• Hormon Glukagon (meningkat) dan hormone Insulin (menurun) bekerja sama dengan tujuan untuk meningkatkan glukosa darah dan asam lemak darah
• Hormon Renin angiotensin-aldosteron (meningkat) bertujuan menahan garam dan H2O untuk meningkatkan volume plasma; membantu mempertahankan tekanan darah jika terjadi pengeluaran akut plasma.
• Hormon vasopressin (meningkat), vasopressin dan angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi arteriol untuk meningkatkan tekanan darah.
Psikopatologi
Elemen-elemen dari psikopatologi adalah id, ego, dan superego. Titik tekan dalam membentuk pribadi seimbang diperankan oleh ego. Jika ego kuat maka kepribadian memiliki peluang besar berkreasi untuk keselarasan pribadi. Taksiran yang tak mengenal batas dari id mesti diimbangi dengan keteguhan ego. Hal ini bukan hanya mencipta suatu kemapanan pribadi, namun dapat melakukan mekanisme yang keratif seperti sublimasi. Jadi semata-mata individu tidak terfokus kepada pemenuhan organisme.
Ego sebagai simbol selfish berpengaruh dari pengalaman-pengalamn selama ini, baik skala internal maupun eksternal. Telah disinyalir gunanya melakukan kontak dengan realitas secara efisien, bukan hanya sebatas kriteria kenormalan individu, namun dengan begitu kita tidak terjerumus kepada fantasi semata. jika disharmonisasi terjadi dalam interaksi id, ego, dan superego akan mengakibatkan kepribadian tidak seimbang menahan gempuran, semakin lama semakin kacau, tidak ada sublimasi atau kreatifitas
Koordinasi antara id, ego, dan superego berjalan sendiri-sendiri. Masing-masing tidak dapat dibendung untuk berkembang menuju penyakit. Identitas yang melekat cenderung sulit dikenali, contohnya kita sering menyaksikan individu psikosis mengalami kehancruran parah di mana ia tidak mengenali dirinya sendiri.
Gangguan Sistem Limbik dan Hipothalamus dalam kaitannya dengan stress:
• Menyebabkan berbagai gangguan jiwa
• Kehilangan memori pada penderita demensia
• Impuls yang buruk pada perilaku maniak atau psikotis
• Suhu tubuh tidak menentu
• Kurang nafsu makan
• Dorongan seksual meningkat atau tidak ada sama sekali
• Emosi tidak terkontrol
Substansi biokimia yang berperan dalam proses stress :
• Dopamin terlibat dalam menimbulkan skizofrenia dan psikosis lain serta gangguan gerakan (parkinson)
• Norepinefrin yang berlebihan menyebabkan berbagai gangguan ansietas, sedangkan jika kekurangan norepinefrin dapat mempengaruhi kehilangan memori, menarik diri dari masyarakat, dan depresi
• Serotonin diketahui berperan dalam perilaku waham, halusinasi, dan menarik diri pada penderita skizofrenia
• Histamin terlibat dalam memproduksi respons alergi perifer,stimulasi jantung dan kewaspadaan. Beberapa obat psikotropika menyekat histamin, menyebabkan peningkatan berat badan, sedasi, dan hipotensi
• Asetilkolin dan GABA mempengaruhi siklus tidur / terjaga serta memberi tanda aktifnya otot.

4. Jelaskan tentang psikodinamika terjadinya gangguan jiwa yang disebabkan oleh stress
Psikodinamika
Freud (1936) menjelaskan mekanisme pertahanan sebagai upaya manusia untuk mengendalikan kesadaran. Jika seseorang memiliki perasaan dan perasaan yang tidak tepat hingga muncul perasaan tidak pas atau ada kesalahan, maka ia akan merepresi pikiran dan perasaan tersebut.
Represi adalah proses penyimpanan impuls yang tidak tepat ke dalam alam bawah sadar hingga impuls tersebut tidak dapat diingat kembali, tapi suatu waktu kemudian masalah atau impuls dapat muncul kembali dan dapat mengganggu perilaku, pikiran, mimpi, perasaan, dan kebutuhan orang tersebut. Jadi gangguan jiwa dapat dikatakan sebagai tidak lengkapnya represi dalam diri.
5. Jenis-jenis gangguan jiwa yang disebabkan oleh stress
• ansietas.
• gangguan persepsi : halusinasi.
• waham.
• risiko bunuh diri.
• perilaku kekerasan.
• isolasi sosial.
• harga diri rendah.
• depresi.
• demensia
• defisit perawatan diri.

Jenis-jenis Stres
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
• * Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
• * Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

6. Jelaskan askep pada klien dengan gangguan jiwa yang disebabkan oleh stress
Askep Halusinasi
A. Pengertian
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) pasca indera tanpa adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik.
Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain.
Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk menulis kasus tersebut dengan pemberian Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
B. Klasifikasi
Klasifikasi halusinasi sebagai berikut :
1. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.
2. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.
3. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan. Pasien yang mengalami mengatakan mencium bau-bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak ada sumbernya.
4. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di mulutnya.
5. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual halusinasi ini disebut halusinasi heptik.
C. Etiologi
Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas.
Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping.
D. Psikopatologi
Psikopatologi dari halusinasi yang pasti belum diketahui. Banyak teori yang diajukan yang menekankan pentingnya faktor-faktor psikologik, fisiologik dan lain-lain. Ada yang mengatakan bahwa dalam keadaan terjaga yang normal otak dibombardir oleh aliran stimulus yang yang datang dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh. Input ini akan menginhibisi persepsi yang lebih dari munculnya ke alam sadar.Bila input ini dilemahkan atau tidak ada sama sekali seperti yang kita jumpai pada keadaan normal atau patologis, maka materi-materi yang ada dalam unconsicisus atau preconscious bisa dilepaskan dalam bentuk halusinasi.
Pendapat lain mengatakan bahwa halusinasi dimulai dengan adanya keinginan yang direpresi ke unconsicious dan kemudian karena sudah retaknya kepribadian dan rusaknya daya menilai realitas maka keinginan tadi diproyeksikan keluar dalam bentuk stimulus eksterna.
E. Tanda dan Gejala
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering di dapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau bicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang di alaminya (apa yang di lihat, di dengar atau di rasakan).
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :
1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
2. Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan. Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.
3. Melaksanakan program terapi dokter. Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
4. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada. Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.
5. Memberi aktivitas pada pasien. Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
6. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan. Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan.
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Halusinasi
A. Pengkajian
Pada tahap ini perawat menggali faktor-faktor yang ada dibawah ini yaitu :
1. Faktor predisposisi. Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari pasien maupun keluarganya, mengenai factor perkembangan sosial kultural, biokimia, psikologis dan genetik yaitu factor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.
o Faktor Perkembangan. Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu maka individu akan mengalami stress dan kecemasan.
o Faktor Sosiokultural. Berbagai faktor dimasyarakat dapat menyebabkan seorang merasa disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat klien di besarkan.
o Faktor Biokimia. Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Dengan adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan Dimetytranferase (DMP).
o Faktor Psikologi
o Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda yang bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas.
o Faktor genetic
o Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
2. Faktor Presipitasi
Yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman / tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping. Adanya rangsang lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama diajak komunikasi, objek yang ada dilingkungan juga suasana sepi / isolasi adalah sering sebagai pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
3. Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, prilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Menurut Rawlins dan Heacock, 1993 mencoba memecahkan masalah halusinasi berlandaskan atas hakekat keberadaan seorang individu sebagai mahkluk yang dibangun atas dasar unsur-unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari dimensi yaitu:
o Dimensi Fisik. Manusia dibangun oleh sistem indera untuk menanggapi rangsang eksternal yang diberikan oleh lingkungannya. Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.
o Dimensi Emosional. Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
o Dimensi Intelektual. Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua prilaku klien.
o Dimensi Sosial. Dimensi sosial pada individu dengan halusinasi menunjukkan adanya kecenderungan untuk menyendiri. Individu asyik dengan halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan sistem control oleh individu tersebut, sehingga jika perintah halusinasi berupa ancaman, dirinya atau orang lain individu cenderung untuk itu. Oleh karena itu, aspek penting dalam melaksanakan intervensi keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interaksi yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta mengusakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.
o Dimensi Spiritual. Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, sehingga interaksi dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang mendasar. Pada individu tersebut cenderung menyendiri hingga proses diatas tidak terjadi, individu tidak sadar dengan keberadaannya dan halusinasi menjadi sistem kontrol dalam individu tersebut. Saat halusinasi menguasai dirinya individu kehilangan kontrol kehidupan dirinya.
4. Sumber Koping
Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan anxietas dengan menggunakan sumber koping dilingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal untuk menyelesaikan masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya, dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.
5. Mekanisme Koping
Tiap upaya yang diarahkan pada pelaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri.
B. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
1. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan halusinasi.
2. Perubahan persepsi sensorik : halusinasi berhubungdiri rendah.
C. Intervensi
Diagnoasa 1.:
Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan halusinasi
Tujuan : Tidak terjadi perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain.
Kriteria Hasil :
a. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya
b. Pasien dapat menyebutkan tindakan yang biasa dilakukan saat halusinasi, cara memutuskan halusinasi dan melaksanakan cara yang efektif bagi pasien untuk digunakan
c. Pasien dapat menggunakan keluarga pasien untuk mengontrol halusinasi dengan cara sering berinteraksi dengan keluarga.
Intervensi :
• Bina Hubungan saling percaya
• Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
• Dengarkan ungkapan klien dengan empati
• Adakan kontak secara singkat tetapi sering secara bertahap (waktu disesuaikan dengan kondisi klien).
• Observasi tingkah laku : verbal dan non verbal yang berhubungan dengan halusinasi.
• Jelaskan pada klien tanda-tanda halusinasi dengan menggambarkan tingkah laku halusinasi.
• Identifikasi bersama klien situasi yang menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi, isi, waktu, frekuensi.
• Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya saat alami halusinasi.
• Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan bila sedang mengalami halusinasi.
• Diskusikan cara-cara memutuskan halusinasi
• Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan cara memutuskan halusinasi yang sesuai dengan klien.
• Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok
• Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga ketika mengalami halusinasi.
• Diskusikan dengan klien tentang manfaat obat untuk mengontrol halusinasi.
• Bantu klien menggunakan obat secara benar.
Diagnosa 2.:
Perubahan persepsi sensorik : halusinasi berhubungan dengan menarik diri
Tujuan : Klien mampu mengontrol halusinasinya
Kriteria Hasil :
1. Pasien dapat dan mau berjabat tangan.
2. Pasien mau menyebutkan nama, mau memanggil nama perawat dan mau duduk bersama.
3. Pasien dapat menyebutkan penyebab klien menarik diri.
4. Pasien mau berhubungan dengan orang lain.
5. Setelah dilakukan kunjungan rumah klien dapat berhubungan secara bertahap dengan keluarga
Intervensi :
• Bina hubungan saling percaya.
• Buat kontrak dengan klien.
• Lakukan perkenalan.
• Panggil nama kesukaan.
• Ajak pasien bercakap-cakap dengan ramah.
• Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
serta beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaan penyebab pasien tidak mau bergaul/menarik diri.
• Jelaskan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta yang mungkin jadi penyebab.
• Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan.
• Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan.
• Perlahan-lahan serta pasien dalam kegiatan ruangan dengan melalui tahap-tahap yang ditentukan.
• Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai.
• Anjurkan pasien mengevaluasi secara mandiri manfaat dari berhubungan.
• Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan pasien mengisi waktunya.
• Motivasi pasien dalam mengikuti aktivitas ruangan.
• Beri pujian atas keikutsertaan dalam kegiatan ruangan.
• Lakukan kungjungan rumah, bina hubungan saling percaya dengan keluarga.
• Diskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab dan car a keluarga menghadapi.
• Dorong anggota keluarga untuk berkomunikasi.
• Anjurkan anggota keluarga pasien secara rutin menengok pasien minimal sekali seminggu.
Diagnosa 3.:
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan : Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap.
Kriteria Hasil :
1. Pasien dapat menyebutkan koping yang dapat digunakan
2. Pasien dapat menyebutkan efektifitas koping yang dipergunakan
3. Pasien mampu memulai mengevaluasi diri
4. pasien mampu membuat perencanaan yang realistik sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya
5. Pasien bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencanan
Intervensi :
o Dorong pasien untuk menyebutkan aspek positip yang ada pada dirinya dari segi fisik.
o Diskusikan dengan pasien tentang harapan-harapannya.
o Diskusikan dengan pasien keterampilannya yang menonjol selama di rumah dan di rumah sakit.
o Berikan pujian.
o Identifikasi masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh pasien
o Diskusikan koping yang biasa digunakan oleh pasien.
o Diskusikan strategi koping yang efektif bagi pasien.
o Bersama pasien identifikasi stressor dan bagaimana penialian pasien terhadap stressor.
o Jelaskan bahwa keyakinan pasien terhadap stressor mempengaruhi pikiran dan perilakunya.
o Bersama pasien identifikasi keyakinan ilustrasikan tujuan yang tidak realistic.
o Bersama pasien identifikasi kekuatan dan sumber koping yang dimiliki
o Tunjukkan konsep sukses dan gagal dengan persepsi yang cocok.
o Diskusikan koping adaptif dan maladaptif.
o Diskusikan kerugian dan akibat respon koping yang maladaptive.
o Bantu pasien untuk mengerti bahwa hanya pasien yang dapat merubah dirinya bukan orang lain
o Dorong pasien untuk merumuskan perencanaan/tujuannya sendiri (bukan perawat).
o Diskusikan konsekuensi dan realitas dari perencanaan / tujuannya.
o Bantu pasien untuk menetpkan secara jelas perubahan yang diharapkan.
o Dorong pasien untuk memulai pengalaman baru untuk berkembang sesuai potensi yang ada pada dirinya.
7. Jelaskan terapi pada klien baik terapi farmakologi maupun nonfarmakologi
Penatalaksanaan Gangguan Kecemasan khususnya Gangguan Stres Pascatrauma.Terdapat tiga pendekatan terapeutik untuk mengatasi gejala berhubungan dengan kecemasan yaitu :
1. Manajemen krisis
2. Psikoterapi
3. Farmakoterapi
Tujuan utama dari Manajemen Krisis adalah :
1.Peredaan gejala
2.pencegahan konsekuensi yang merugikan dari krisis tersebut untuk jangka pendek
3.Suportif (dukungan)
Psikoterapi
Psikoterapi harus dilakukan secara individual, karena beberapa pasien ketakutan akan pengalaman ulang trauma.
Intervensi psikodinamika untuk gangguan stres pascatraumatik adalah terapi perilaku, terapi kognitif dan hypnosis. Banyak klinisi menganjurkan psikoterapi singkat untuk korban trauma. Terapi tersebut biasanya menggunakan pendekatan kognitif dan juga memberikan dukungan dan jaminan. Sifat jangka pendek dari psikoterapi menekan risiko ketergantungan dan kronisitas. Masalah kecurigaan, paranoia, dan kepercayaan seringkali merugikan kepatuhan. Ahli terapi harus mengatasi penyangkalan pasien tentang peristiwa traumatic, mendorong mereka untuk santai, dan mengeluarkan mereka dari sumber stress. Pasien harus didorong untuk tidur, menggunakan medikasi jika dilakukan. Dukungan dari lingkungan (seperti teman-teman dan sanak saudara) harus disediakan. Pasien harus didorong untuk mengingat dan melepaskan perasaan emosional yang berhubungan dengan peristiwa traumatic dan merencanakan pemulihan di masa depan.
Psikoterapi setelah peristiwa traumatic harus mengikuti suatu model intervensi krisis dengan dukungan, pendidikan, dan perkembangan mekanisme mengatasi dan penerimaan peristiwa. Jika gangguan stress pascatraumatik telah berkembang, dua pendekatan psikoterapetik utama dapat diambil. Pertama adalah pemaparan dengan peristiwa traumatic melalui teknik pembayangan (imaginal technique) atau pemaparan in vivo. Pemaparan dapat kuat, seperti pada terapi implosif, atau bertahap. Seperti pada desensitisasi sitematik. Pendekatan kedua adalah mengajarkan pasien metoda penatalaksanaan kognitif untuk mengatasi stress. Beberapa data awal menyatakan bahwa, walaupun teknik penatalaksanaan stress adalah efektif lebih cepat dibandingkan teknik pemaparan, hasil dari teknik pemaparan adalah lebih lama.
Disamping teknik terapi individual, terapi kelompok dan terapi keluarga telah dilaporkan efektif pada kasus gangguan stress pascatraumatik. Keuntungan terapi kelompok adalah berbagi berbagai pengalaman traumatik dan mendapatkan dukungan dari anggota kelompok lain. Terapi kelompok telah berhasil pada veteran Vietnam. Terapi keluarga seringkali membantu mempertahankan suatu perkawinan melalui periode gejl ayagn mengalami eksaserbasi. Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan jika gejala adalah cukup parah atau jika terdapat risiko bunuh diri atau kekerasan lainnya.
Farmakoterapi
Obat-obat anti anxietas sebaiknya digunakan untuk waktu yang singkat karena ditakutkan akan terjadi ketergantungan, meskipun banyak obat yang efektif untuk meredakan anxietas.
1. Trycyclic and monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
Bahwa reversible MAOIs, moclobimide juga dapat berguna dalam perawatan gangguan stress pascatrauma.
2. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)
Perubahan terutama terlihat untuk reexperiencing dan gejala hyperarousal daripada penolakan. Yang juga menarik adalah penurunan rasa bersalah dari yang selamat. Fluvoxamine tampaknya lebih efektif.
Digunakan pula paroxetine sampai 60 mg untuk 12 minggu. Disamping itu dapat pula dicoba dengan
Trazodone, dosis sampai 400 mg/hari.
3. Benzodiazepin
Benzodiazepin telah merupakan obat terpilih untuk gangguan kecemasan umum. Pada gangguan benzodiazepin dapat diresepkan atas dasar jika diperlukan, sehingga pasien menggunakan benzodiazepin kerja cepat jika mereka merasakan kecemasan tertentu. Pendekatan alternatif adalah dengan meresepkan benzodiazepin untuk suatu periode terbatas, selama mana pendekatan terapetik psikososial diterapkan.
Beberapa masalah adalah berhubungan dengan pemakaian benzodiazepin dalam gangguan kecemasan umum. Kira-kira 25 sampai 30 persen dari semua pasien tidak berespon, dan dpat terjadi toleransi dan ketergantungan. Beberapa pasien juga mengalami gangguan kesadaran saat menggunakan obat dan dengan demikian, adalah berada dalam risiko untuk mengalami kecelakaan kendaraan bermotor atau mesin.
4. Obat-obat lainnya
Propanolol dan Clonidin, keduanya secara efektif menekan aktivitas noradrenergik, telah digambarkan berguna dalam beberapa serial kasus terbuka.
Selain itu juga terdapat laporan kasus yang menunjukkan keberhasilan dari alfa-agonis Guanfacine pada wanita muda.
Serotonergik dibandingkan antidepresan lainnya juga berguna untuk kasus gangguan stress pascatrauma, sebagai contoh Buspirone. Dosis 60 mg/hari atau lebih dapat efketif, trauma untuk gejala hyperarousal. Sebagai tambahan, Cyproheptadine (sampai 12 minggu saat tidur) dilaporkan berguna untuk melepaskan mimpi buruk pada pasien dengan gangguan stress pascatrauma.
Dopamine blocker juga dilaporkan berguna untuk beberapa kasus gangguan stress pascatrauma. Ada pula yang melaporkan kegunaan Risperidone gangguan stress pascatrauma ditunjukkan melalui kilas balik yang jelas dan mimpi-mimpi buruk.
Naltrexone (50 mg/hari) dilaporkan efektif dalam mengurangi kilas balik pada pasien dengan gangguan stress pascatrauma. Tetapi tidak terdapat controlled studies dengan opiat agenda pada gangguan stress pascatrauma. Ada beberapa laporan mengenai kegunaan Thymoleptics-lithium Carbamazepine dan Valproat dalam gangguan stress pascatrauma.
PENGERTIAN
Psikofarmaka adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien dengan gangguan mental. Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang bersifat neuroleptika (bekerja pada sistem saraf). Pengobatan pada gangguan mental bersifat komprehensif, yang meliputi:
1. Teori biologis (somatik), mencakup: pemberian obat psikofarmaka, lobektomi dan electro convulsi therapy (ECT)
2. Psikoterapeutik
3. Terapi modalitas

KONSEP PSIKOFARMAKOLOGI
1. Psikofarmakologi adalah komponen kedua dari manajemen psikoterapi
2. Perawat perlu memahami konsep umum psikofarmaka
3. Yang termasuk neurotransmitter: dopamin, neuroepinefrin, serotonin dan GABA (Gamma Amino Buteric Acid) dan lain-lain
4. Meningkat dan menurunnya kadar/konsentrasi neurotransmitter akan menimbulkan kekacauan atau gangguan mental
5. Obat-obat psikofarmaka efektif untuk mengatur keseimbangan neurotransmitter

KONSEP PSIKOFARMAKOLOGI
1. Sawar darah otak melindungi otak dari fluktuasi zat kimia tubuh, mengatur jumlah dan kecepatan zat yang memasuki otak
2. Obat-obat psikofarmaka dapat melewati sawar darah otak, sehingga dapat mempengaruhi sistem saraf
3. Extrapyramidal side efect (efek samping terhadap ekstrapiramidal) terjadi akibat penggunaan obat penghambat dopamin, agar didapat keseimbangan antara dopamin dan asetilkolin
4. Anti cholinergic side efect (efek samping antikolinergik) terjadi akibat penggunaan obat penghambat acetilkolin
Menurut Rusdi Maslim yang termasuk obat- obat psikofarmaka adalah golongan:
1. Anti psikotik, pemberiannya sering disertai pemberian anti Parkinson
2. Anti depresi
3. Anti maniak
4. Anti cemas (anti ansietas)
5. Anti insomnia
6. Anti obsesif-kompulsif
7. Anti panic

YANG PALING SERING DIGUNAKAN OLEH KLIEN JIWA
A. Anti Psikotik
Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau psikotropik: neuroleptika.
Mekanisme kerja: menahan kerja reseptor dopamin dalam otak (di ganglia dan substansia nigra) pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal.
Efek farmakologi: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik, mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan proses berpikir.
Indikasi pemberian: Pada semua jenis psikosa, Kadang untuk gangguan maniak dan paranoid
EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIK
a. Efek samping pada sistem saraf (extrapyramidal side efect/EPSE)
1). Parkinsonisme
Efek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian obat. Terdapat trias gejala parkonsonisme:
Tremor: paling jelas pada saat istirahat
Bradikinesia: muka seperti topeng, berkurang gerakan reiprokal pada saat berjalan
Rigiditas: gangguan tonus otot (kaku)
2). Reaksi distonia: kontraksi otot singkat atau bisa juga lama
Tanda-tanda: muka menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh tidak terkontrol
3). Akathisia
Ditandai oleh perasaan subyektif dan obyektif dari kegelisahan, seperti adanya perasaan cemas, tidak mampu santai, gugup, langkah bolak-balik dan gerakan mengguncang pada saat duduk.
Ketiga efek samping di atas bersifat akur dan bersifat reversible (bisa ilang/kembali normal).
4). Tardive dyskinesia
Merupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi setelah pengobatan jangka panjang bersifat irreversible (susah hilang/menetap), berupa gerakan involunter yang berulang pada lidah, wajah,mulut/rahang, anggota gerak seperti jari dan ibu jari, dan gerakan tersebut hilang pada waktu tidur.
b. Efek samping pada sistem saraf perifer atau anti cholinergic side efect
Terjadi karena penghambatan pada reseptor asetilkolin. Yang termasuk efek samping anti kolinergik adalah:
• Mulut kering
• Konstipasi
• Pandangan kabur: akibat midriasis pupil dan sikloplegia (pariese otot-otot siliaris) menyebabkan presbiopia
• Hipotensi orthostatik, akibat penghambatan reseptor adrenergic
• Kongesti/sumbatan nasal

Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan:
• Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ)
• Halloperidol disingkat Haldol
• Serenase
B. Anti Parkinson
Mekanisme kerja: meningkatkan reseptor dopamin, untuk mengatasi gejala parkinsonisme akibat penggunaan obat antipsikotik.
Efek samping: sakit kepala, mual, muntah dan hipotensi.
Jenis obat yang sering digunakan: levodova, tryhexifenidil (THF).
C. Anti Depresan
Hipotesis: syndroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu/beberapa aminergic neurotransmitter (seperti: noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP, khususnya pada sistem limbik.
Mekanisme kerja obat:
• Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmitter
• Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter
• Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine Oxidase) sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter pada neuron di SSP.
Efek farmakologi:
• Mengurangi gejala depresi
• Penenang

Indikasi: syndroma depresi
Jenis obat yang sering digunakan: trisiklik (generik), MAO inhibitor, amitriptyline (nama dagang).
Efek samping: yaitu efek samping kolonergik (efek samping terhadap sistem saraf perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, hipotensi orthostatik.
D. Obat Anti Mania/Lithium Carbonate
Mekanisme kerja: menghambat pelepasan serotonin dan mengurangi sensitivitas reseptor dopamin.
Hipotesis: pada mania terjadi peluapan aksi reseptor amine.
Efek farmakologi:
• Mengurangi agresivitas
• Tidak menimbulkan efek sedative
• Mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan adanya flight of idea
Indikasi:
Mania dan hipomania, lebih efektif pada kondisi ringan. Pada mania dengan kondisi berat pemberian obat anti mania dikombinasi dengan obat antipsikotik.
Efek samping: efek neurologik ringan: fatigue, lethargi, tremor di tangan terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi nausea, diare.
Efek toksik: pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor, kurang koordinasi, nistagmus dan disorientasi; pada ginjal (meningkatkan jumlah lithium, sehingga menambah keadaan oedema.
E. Anti Ansietas (Anti Cemas)
Ansxiolytic agent, termasuk minor tranquilizer. Jenis obat antara lain: diazepam (chlordiazepoxide).
F. Obat Anti Insomnia: phenobarbital
G.Obat Anti Obsesif Kompulsif: clomipramine
H. Obat Anti Panik: imipramine

Kopi Kurangi Resiko Diabetes

Selama ini kopi terlanjur “dicap” sebagai minuman yang tidak menyehatkan. Namun dalam sebuah pertemuan ilmiah, para ahli justru menyatakan kopi mungkin bisa mencegah diabetes tipe dua, bahkan mengurangi risiko terjadinya beberapa jenis kanker.

Dalam pertemuan yang membahas tentang manfaat dan risiko kopi tersebut, Dr.Rob van Dam dari Harvard School of Public Health, menyampaikan hasil penelitiannya mengenai konsumsi kopi dan diabetes. “Kita berada dalam situasi di mana kopi memiliki citra yang buruk bagi kesehatan,” katanya.

Dr.Lenore Arab dari Sekolah Kedokteran UCLA juga ambil bagian dalam pertemuan Experimental Biology 2007 itu. Ia mempresentasikan hasil risetnya yang menganalisa 400 studi yang meneliti tentang kopi dan manfaatnya terhadap risiko kanker.

Menurutnya ada bukti mengapa minuman tersebut mungkin bisa melawan kanker, terutama kanker usus, dubur dan kanker hati. Diduga kopi mengurangi kadar kolesterol, asam empedu dan mengeluarkan sterol di usus besar secara alamiah, mempercepat pembuangan kotoran di usus besar (sehingga mengurangi kotensi penyebab kanker di dalam makanan), dan juga melalui mekanisme lain. Namun menurut Arab, ditemukan dampak buruk kopi, yakni meningkatkan risiko leukimia dan kanker perut.

Ditambahkan oleh van Dam, meski ditemukan manfaat kopi, tapi orang-orang yang beresiko seperti wanita hamil dan anak-anak sebaiknya mengurangi konsumsi kopi.

Saat ini van Dam dan timnya sedang melakukan uji klinik untuk mengetahui manfaat kopi dalam pencegahan diabetes, yang pertama kali dilaporkan tahun 2002. Sejak itu, ia menyatakan tak kurang ada lebih dari 20 kajian mengenai topik yang sama.

Ia dan timnya sedang meneliti ratusan bahkan ribuan komponen kopi yang diduga menyebabkan efek tersebut (mengurangi diabetes). “Mungkin bukan kafein, karena minum kopi berkafein dan non kafein memiliki efek yang sama dalam mengurangi risiko diabetes,” katanya. Asam chlorogenik merupakan kandidat terkuat, yang berfungsi sebagai antioksidan yang bekerja mengurangi penyerapan glukosa di dalam usus.
Minum Kopi Sebelum Makan Cegah Diabetes

Beberapa dari jenis makanan dan minuman dapat berkhasiat sebagai peredam penyakit yang diderita. Salah satunya adalah dengan meredam kelebihan kadar gula darah dengan minum kopi sebelum makan atau saat perut kosong. Tentu saja, bagi anda yang tidak memiliki masalah dengan lambung. Demikian menurut penelitian dan hasil riset dari Alan L Rubin, M D, assistant clinical professor di University of California San Francisco School of Medicine, penulis Diabetes for Dummies.

Menurut studi-studi USDA dan studi lainnya, minum secangkir kopi sebelum makan, atau saat perut sedang kosong dapat berguna menurunkan kadar gula darah turun naik sampai dengan 50%. Khasiat ini bisa saja berlangsung sampai sepanjang hari. Para periset ini menduga, kopi yang kaya phenols dan antioksidan-antioksidan lainnya itu dapat meningkatkan produksi insulin, yakni suatu hormon yang berfungsi membantu tubuh mempertahankan kadar gula darah.

Selain itu, campuran dari nutrien ini dapat meningkatkan respons dari sel-sel terhadap insulin, sehingga hormon dapat berfungsi pada efisiensi puncak. Sebagai bonus, minumlah secangkir kopi sebelum anda sarapan pagi, ini juga dapat membantu anda menurunkan kelebihan berat badan, salah satu faktor resiko diabetes yang sudah terbukti dengan menekan nafsu makan sampai sebanyak 35%. Anda bisa saja memilih strategi lainnya, jikalau anda memang bukan penggemar kopi atau jika anda bermasalah dengan lambung. (yz)

Senin, 23 November 2009

Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut


Datangnya Kematian Menurut Al Qur'an :

1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian. Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)

2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah",dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:78)

3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS al-Jumu'ah, 62:8)

4. Kematian datang secara tiba-tiba.

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)

5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)

Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut

Sabda Rasulullah SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" (HR Tirmidzi)

Sabda Rasulullah SAW : "Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?" (HR Bukhari)

Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW . Ka'b al-Ahbar berpendapat : "Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa".

Imam Ghozali berpendapat : "Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian,dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki".

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. "Wahai manusia !", kata pria tersebut. "Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku."

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.

Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a'lam bis shawab.

Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim

Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim.. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.

Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan)yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An'am 6:93)

(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri(sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)

Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, "Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! " Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.

Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka".

Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, "Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka". Naudzu bila min dzalik!

Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum..

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan".. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat(pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki.. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, "Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak,bergembiralah dalam masa-masa menunggumu".

Wallahu a'lam bish-shawab.

Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut

Oleh : Ustadz Abdullah Saleh Hadrami

Sakaratul Maut Seorang Mukmin

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat dan pengikut mereka yang setia sampai hari kiamat, Amma ba´du:

Sesungguhnya seorang hamba mukmin apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah putih seakan wajah mereka ibarat matahari… Mereka membawa kafan dan parfum dari surga…Mereka duduk di samping calon mayit sejauh mata memandang…

Kemudian datanglah Malaikat maut -Alaihis Salam dan duduklah di samping kepala calon mayit seraya berkata: ” Wahai jiwa yang baik, wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah.”…Maka keluarlah ruhnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir tempat air…Malaikat maut-pun mengambilnya…setelah Malaikat mengambil ruh itu maka segera di masukkan dalam kafan yang dari surga tersebut dan diberi parfum yang dari surga itu…Lalu keluarlah dari ruh itu bau yang sangat wangi seperti bau parfum yang paling wangi dimuka bumi ini…

Ketika telah keluar ruhnya maka para Malaikat diantara langit dan bumi menshalatinya… Demikian pula semua Malaikat yang di langit…Dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit…Semua penjaga pintu tersebut berdoa kepada Allah agar ruh tersebut lewat melalui pintunya…

Para Malaikat membawa ruh itu naik ke langit…Dan tiap-tiap melalui rombongan Malaikat mereka selalu bertanya: “Ruh siapa yang wangi ini?”…Para Malaikat yang membawanya menjawab: “Ini ruhnya Fulan bin Fulan”, sambil menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya selama di dunia…Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama di dunia…Kebaikan-kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam semesta… Tatkala telah sampai di langit dunia para Malaikat meminta di bukakan pintunya…Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu…Kemudian semua Malaikat yang ada ikut mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya hingga berakhir di langit ke tujuh….

Lalu Allah berfirman: “Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! “Tahukah kamu apakah Illiyyiin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)” (QS. Al-Muthaffifiin: 19-20)….

Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin…Kemudian dikatakan: “Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang lain”… Ruh itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya…Ketika telah dikebumikan ia mendengar suara alas kaki orang-orang yang pulang dari mengantarkan jenazahnya…

Sekarang ia sendirian di kuburnya…Gelap…Sempit…Pengap…Ada cacing…Ada kalajengking….

Kemudian datanglah dua Malaikat, Munkar dan Nakir, yang sangat keras…Kedua malaikat itu membentaknya serta mendudukkannya seraya bertanya: “Siapa Rabb-mu?” Ia menjawab: “Rabb-ku adalah Allah.”…Malaikat bertanya lagi: “Apa dien-mu?” Ia menjawab : “Dien-ku adalah Islam.”…Kedua Malaikat tersebut bertanya lagi: “Siapa orang yang diutus kepadamu?” Ia menjawab: “Dia adalah Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.”…Malaikat bertanya lagi: “Apa amalmu?” Ia menjawab: “Aku membaca Kitab Allah, mengimani dan mengamalkannya.”…Malaikat tersebut membentaknya lagi: “Siapa Rabb-mu? Apa dien-mu? Dan siapa Nabi-mu?”…Itulah ujian terakhir yang menimpa orang mukmin…

Allah berfirman: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu (dua kalimat syahadat) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)…

Ia-pun menjawab: “Rabb-ku adalah Allah, dien-ku adalah Islam dan Nabi-ku adalah Muhammad -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.”…Lalu ada seruan dari langit: “Hamba-Ku benar, berilah ia hamparan dan pakaian dari surga serta bukalah untuknya pintu surga.”…Datang dan sampai kepadanya kebahagiaan dan wangi surga…Kuburnya diluaskan sejauh mata memandang….

Kemudian datang kepadanya seorang yang berwajah baik, berpakaian indah dan baunya wangi seraya berkata: “Kabar gembira dengan sesuatu yang menyenangkan anda, kabar gembira dengan ampunan dari Allah dan surga yang penuh dengan kenikmatan selamanya, ini adalah hari yang dijanjikan kepada anda.”…Ia-pun bertanya: “Siapa anda ?, semoga Allah memberi kabar gembira kepada anda. Wajahmu mendatangkan kebaikan.”…Orang tersebut menjawab: “Aku adalah amal salehmu. Demi Allah, anda selalu bersegera dalam taat kepada Allah dan lambat dalam maksiat kepada Allah, lalu Allah-pun membalasi anda dengan kebaikan pula.”…

Kemudian dibukakan untuknya pintu surga dan neraka seraya dikatakan: “Ini (neraka) adalah tempatmu jika kamu bermaksiat kapada Allah, Allah telah menggantinya dengan ini (surga).”…Tatkala ia melihat kedalam surga, ia-pun berkata: “Ya Allah segerakanlah kiamat, agar aku kembali kepada keluargaku dan hartaku.”…Lalu dijawab: “Tenanglah (di kubur ini dulu)”…Ia ingin segera kiamat agar bisa segera masuk ke dalam surga yang telah diperlihatkan kepadanya dan agar supaya bisa berkumpul dengan semua keluarganya kembali…Tapi, Allah telah menetapkan bahwa seseorang harus tinggal di kubur dulu, di alam barzakh, sampai kiamat besar…Setelah itu dihisab dan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuantannya…Orang beriman akan masuk ke dalam surga…Memandang Wajah Allah Yang Maha Mulia…Mendapatkan Ridha Allah dan Allah tidak akan pernah lagi murka kepadanya selamanya…

Inilah perjalanan hidup yang pasti kita lalui…Ini bukan dongeng, tapi kenyataan…Percaya atau tidak?…Semoga bermanfaat…

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami yang mendatangkan benacana…

Ampunilah dosa-dosa kami yang merubah karunia…Ampunilah dosa-dosa kami yang menurunkan bala’…Ampunilah dosa-dosa kami yang menghalangi doa…Ampunilah semua dosa yang telah kami lakukan dan semua kesalahan yang telah kami kerjakan…

Ya Allah, sungguh kami telah menganiaya diri kami, jika Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami, tentulah kami termasuk orang-orang yang merugi…Ya Allah, kami telah beriman kepadaMu, ampunilah dosa-dosa kami dan selamatkanlah kami dari api neraka…

Ya Allah, permudahlah sakaratul maut kami…Jadikanlah kematian kami husnul khotimah…Tolonglah kami agar kami mampu menjawab fitnah kubur dengan baik dan benar…Luaskan alam kubur kami seluas-luasnya sejauh mata memandang…Jadikanlah alam kubur kami sebagai taman diantara taman-taman surga…Permudahlah hisab kami…Masukkanlah kami ke dalam surgaMu…Berilah kami rizki memandang WajahMu Yang Maha Mulia…Berikanlah kepada kami RidhaMu yang Engkau tidak akan pernah lagi murka kepada kami setelah itu selamanya….

Ya Allah, kami mohon kepadaMu ridhaMu dan surgaMu…

Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari murkaMu dan nerakaMu…

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat dan pengikut mereka yang setia sampai hari kiamat dan segala puji hanya bagi Allah.

Sakaratul Maut Orang Kafir dan Fajir

Sesungguhnya seorang hamba yang kafir atau fajir (banyak dosa), apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para Malaikat dari langit yang sangat keras lagi berwajah hitam sambil membawa kain yang kasar dari neraka…Para malaikat itu duduk disamping calon mayit sejauh mata memandang…

Kemudian datang Malaikat maut -Alaihis Salam dan duduk disamping kepalanya seraya berkata: “Wahai jiwa yang busuk keluarlah menuju murka dan kebencian dari Allah”…Ruh itupun terkejut…Lalu Malaikat mencabutnya seperti mencabut alat pemanggang yang banyak cabangnya dari kain yang basah sehingga terputuslah urat-urat dan ototnya…

Malaikat itupun mengambil ruhnya dan langsung memasukkannya kedalam kain kasar (yang dari neraka itu)…Keluar dari ruh itu bau yang sangat busuk seperti bau paling busuk yang pernah ada dimuka bumi ini…Para Malaikat lalu membawa ruh itu naik, tiadalah melalui rombongan Malaikat melainkan mereka selalu bertanya: “Ruh siapa yang busuk ini?”…Para Malaikat yang membawanya menjawab: “Ini ruhnya Fulan bin Fulan”, dengan menyebut panggilan-panggilan buruknya ketika di dunia…Malaikat yang membawanya menyebutkan keburukan-keburukanya selama di dunia…Keburukan-keburukannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam semesta…

Semua malaikat diantara langit dan bumi melaknatinya (mengutuknya), juga semua malaikat yang di langit…Ditutup untuknya pintu-pintu langit…Masing-masing penjaga pintu berdoa kepada Allah agar ruh itu tidak lewat melalui pintunya….

Tatkala telah sampai di langit dunia mereka meminta agar dibuka pintunya dan ternyata tidak dibukakan…Kemudian Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam membacakan: “Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk sorga, hingga unta masuk ke lubang jarum.” (QS.Al-A´raaf: 40)….Lantas Allah berfirman: “Tulislah catatan amalnya di sijjiin, dibumi yang paling bawah”,…Kemudian dikatakan: “Kembalikan hambaKu ke bumi karena Aku telah berjanji bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta mengeluarkan mereka darinya pula pada kali yang lain”…

Lalu ruhnya dilempar dari langit sehingga terjatuh ke bumi, kemudian Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam membacakan ayat: “Dan barangsiapa menyekutukan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 31)…Dikembalikan ruh itu ke jasadnya sehingga ia mendengar suara alas kaki orang-orang yang pulang dari mengantar jenazahnya…

Sekarang ia sendirian di kuburnya…Gelap…Sempit…Pengap…Ada cacing…Ada kalajengking….Kemudian datanglah dua Malaikat, Munkar dan Nakir, yang sangat keras…Dua Malaikat yang sangat keras dan membentaknya serta mendudukkannya seraya bertanya: “Siapa Rabb-mu?”…Ia menjawab: “Hah…hah…Saya tidak tahuuuu.”…Malaikat bertanya lagi: “Apa Dien-mu?”…Ia menjawab: “Hah…hah…Saya tidak tahuuuu”. Kedua malaikat itupun bertanya lagi: “Siapa orang yang diutus kepadamu?”…Ia tidak tahu namanya, lalu malaikat mengatakan: “Muhammad!”…Orang itu menjawab: “Hah…hah…Saya tidak tahuuuu, saya mendengar orang-orang mengatakan itu. !”…Lalu dikatakan kepadanya: “Anda tidak tahu dan tidak mau membaca (belajar).”…Kemudian terdengarlah seruan dari langit: “Ia berdusta, berilah ia hamparan dari neraka dan bukakan untuknya pintu ke neraka.”…Lalu sampailah kepadanya panas dan racun-racun neraka dan kuburnya disempitkan sehingga terpatah-patah tulang rusuknya…

Setelah itu datang kepadanya seorang yang berwajah buruk, berpakaian jelek dan berbau tidak enak seraya berkata: “Kabar buruk bagimu, ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu.”…Orang itu (si mayit) bertanya: “Siapa kamu? semoga Allah memberi kabar buruk kepadamu, wajahmu mendatangkan keburukan.”…Ia menjawab: “Aku adalah amal burukmu, Demi Allah, aku tidak mengetahui melainkan kamu lambat dalam ketaatan kepada Allah, cepat dalam kemaksiatan, lalu Allah membalasimu dengan keburukan.”…Kemudian ia (si mayit) dikuasai oleh seorang yang buta, tuli lagi bisu (maksudnya tidak berbelas kasihan) yang ditangannya ada batang besi, sekiranya dipukulkan ke gunung pasti menjadi tanah…Lalu dia memukulnya dengan sekali pukulan sehingga ia menjadi tanah, kemudian Allah mengembalikannya seperti semula…Lalu dia memukulnya lagi dengan pukulan yang lain, sehingga ia (orang kafir atau fajir) berteriak (kesakitan) dengan teriakan yang didengar oleh semua makhluk kecuali manusia dan jin….Kemudian dibukakan untuknya pintu neraka dan ia diberi hamparan dari neraka…Ia berkata: “Ya Rabb, Janganlah terjadi kiamat.”… Ia tidak ingin segera kiamat karena ia yakin akan mendapat adzab yang lebih dahsyat dari adzab kubur…Tapi, Allah telah menetapkan bahwa seseorang harus tinggal di kubur dulu, di alam barzakh, sampai kiamat besar…Setelah itu dihisab dan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuantannya…Orang kafir atau fajir akan masuk neraka jahannam yang panasnya tiada tara…Ia tidak hidup di dalamnya dengan kehidupan yang layak dan tidak pula mati yang memungkinkannya untuk beristirahat…Ia hanya merasakan siksa dan siksa…Allah murka kepadanya…

Inilah perjalanan hidup yang pasti kita lalui…Ini bukan dongeng, tapi kenyataan…Percaya atau tidak?…Semoga bermanfaat…

Ya Allah, puja dan puji kami panjatkan hanya kepadamu…Curahkan shalawat dan salamMu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya…

Ya Allah, jadikanlah kami mencintai dan mengikuti ajaran Beliau lahir dan batin…

Wafatkan kami di atas agama Beliau…

Kumpulkan kami dalam kelompok Beliau…

Masukkanlah kami dalam syafa’at Beliau…

Berilah kami minum dari Al-Haudl (telaga) Beliau, yang airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, lebih wangi dari misk, yang jumlah bejana-bejananya sejumlah dan seindah bintang-bintang di langit, yang barangsiapa minum seteguk tidak akan haus selama-lamanya…

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga bersama Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, bersama para Nabi, shiddiiqiin, syuhada’ dan shalihiin…

Ya Allah, tulislah itu semua untuk kami, kedua orang tua kami dan semua kamum muslimin….

Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari adzab neraka jahannam…Dari adzab kubur…Dari fitnah kehidupan dan kematian…Dan dari fitnah al-masih Dajjal…

Ya Allah…Wahai Yang Maha Pemaaf…Wahai Yang Maha Pengampun…Wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang…Wahai Yang Maha Menerima Taubat…Sungguh ampunanMu lebih luas dari dosa-dosa kami dan rahmat kasih sayangMu lebih kami harapkan daripada amal perbuatan kami…Engkau Maha Pemaaf, suka memaafkan, maafkanlah kami…

Ya Allah, kami memohon kepadaMu semua kebaikan yang datang secara tiba-tiba, yang perbendaharaannya ada di TanganMu, yang cepat dan yang lambat yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui, yang telah dimohon oleh hamba dan NabiMu Muhammad -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dan hamba-hambaMu yang shalih…

Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari semua keburukan yang datang secara tiba-tiba, yang perbendaharaannya ada di TanganMu, yang cepat dan yang lambat yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui, yang telah berlindung daripadanya hamba dan NabiMu Muhammad -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dan hamba-hambaMu yang shalih…

Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan…Bersihkanlah amal kami dari riya’…Bersihkanlah lisan kami dari berdusta dan ghibah…Bersihkanlah mata kami dari berkhianat…Sesungguhnya Engkau mengetahui mata-mata yang berkhianat dan segala yang tersembunyi dalam dada….

Ya Allah, kami memohon kepadaMu husnul khotimah dan kami berlindung kepadaMu dari suu’ul khotimah…

Ya Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan selamatkanlah kami dari adzab neraka…

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat dan pengikut mereka yang setia sampai hari kiamat dan segala puji hanya bagi Allah.

bunuh diri

Islam

Islam, serupa dengan agama-agama Nabi Ibrahim yang lain, memperlihatkan bunuh diri sebagai suatu dosa yang amat menjejaskan perjalanan rohaniah seseorang. Bagi mereka yang dahulu percaya, tetapi akhirnya menolak kepercayaan mereka kepada Allah, hakikatnya kelihatan jelas negatif.

Sepatah ayat dalam bab keempat Al-Quran, An-Nisaa berkata: "Dan janganlah kamu bunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (4:29) Larangan terhadap bunuh diri juga dicatat dalam kenyataan-kenyataan hadis yang tulen. Umpamanya, "Orang yang mencekik dirinya sendiri hingga mati akan mencekiknya juga dalam neraka, dan orang yang menikam dirinya juga akan menikam dirinya di dalam neraka dan orang yang melemparkan dirinya dari tempat tinggi untuk membunuh diri, maka akan selalu dia melemparkan dirinya di dalam neraka." [1]